Peringatan Hari Disabilitas Internasional Di Jakarta

Peringatan Hari Disabilitas Internasional Di Jakarta

Peringatan Hari Disabilitas Internasional Di Jakarta – Hari Disabilitas Internasional atau Hari Penyandang Disabilitas Internasional diperingati setiap tanggal 3 Desember. Peringatan tahunan Hari Difabel Internasional ini diproklamasikan pada 1992 oleh Majelis Umum PBB 47/3. Hari Disabilitasini diperingati untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas di semua bidang dan pembangunan.

Hari peringatan penyandang disabilitas dibuat untuk dapat meningkatkan kesadaran setiap individu akan peran para difabel pada setiap aspek politik, budaya, ekonomi. Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, yang diadopsi pada 2006, telah semakin memajukan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas dalam implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan kerangka kerja pembangunan internasional lainnya. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Beberapa kerangka kerja pembangunan internasional yang dimaksud seperti Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana, Piagam tentang Penyertaan Penyandang Disabilitas dalam Aksi Kemanusiaan, Agenda Urban Baru, dan Agenda Aksi Addis Ababa tentang Pendanaan untuk Pembangunan. Dikutip dari situs web PBB, tema Hari Disabilitas tahun ini yaitu mempromosikan partisipasi penyandang disabilitas dan kepemimpinan mereka untuk mengambil peran pada Agenda Pembangunan 2030. premiumbola

Tahun ini, Hari Penyandang Disabilitas Internasional (IDPD) berfokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas untuk pembangunan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Hal ini seperti yang diantisipasi dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Agenda 2030 Pembangunan Berkelanjutan berjanji untuk ‘tidak meninggalkan siapa pun’ dan mengakui disabilitas. www.benchwarmerscoffee.com

Sebagai isu lintas sektoral, untuk dipertimbangkan dalam implementasi 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Disabilitas dirujuk di berbagai bagian SDG dan khususnya di bagian yang terkait dengan pendidikan, pertumbuhan dan lapangan kerja, ketimpangan, aksesibilitas permukiman, serta pengumpulan data, dan pemantauan SDG.

Pada 11 Juni 2019, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres meluncurkan Strategi Inklusi Disabilitas PBB sejalan dengan komitmen untuk menjadikan PBB organisasi yang inklusif untuk semua. Strategi Inklusi Disabilitas PBB menyediakan landasan untuk kemajuan yang berkelanjutan dan transformatif pada inklusi disabilitas melalui semua pilar pekerjaan PBB.

Melalui Strategi itu, PBB menegaskan kembali realisasi dari hak asasi manusia semua difabel adalah bagian yang tidak dapat dicabut, tidak terpisahkan, dan tidak dapat dipisahkan dari semua hak asasi manusia. Dikutip dari situs web IDPWD, Hari Disabilitas ada dengan keyakinan, tidak ada seorang pun yang benar-benar “cacat”.

Organisasi IDPWD ini menyebut penyandang disabilitas sebagai orang-orang yang memiliki gangguan kesehatan. “Kami mengatakan orang-orang memiliki gangguan kesehatan: beberapa dari kita memerlukan kursi roda untuk mobilisasi; beberapa dari kita perlu melihat lewat mata anjing; beberapa dari kita membutuhkan teknologi bantu – sama seperti beberapa dari kita membutuhkan kacamata untuk membaca; atau obat untuk mengatasi rasa sakit; atau inhaler untuk mengatasi asma,” tulis IDPWD.

Menurut organisasi tersebut, semua orang memiliki gangguan kesehatan yang berbeda pada suatu waktu dalam kehidupan. Perbedaannya adalah, sebagian besar waktu gangguan kesehatan itu tidak menghentikan seseorang dari fungsi atau partisipasi dalam sebuah komunitas. IDPWD ada untuk memastikan, hambatan lingkungan dan sosial dari penyandang disabilitas dapat diidentifikasi, dan membantu semua orang bekerja bersama untuk mengatasinya. “Kami tidak akan pernah memberantas gangguan kesehatan, tetapi dengan mengatasi hambatan, maka kami memberantas kecacatan.”

Pada Hari Disabilitas ini, akan diselenggarakan diskusi panel di Markas Besar PBB pada 3 Desember 2019 oleh Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial untuk disabilitas. “Ketika kami memastikan hak-hak penyandang disabilitas terpenuhi, kami bergerak lebih dekat untuk mencapai janji utama Agenda 2030 – untuk tidak meninggalkan siapa pun di belakang,” ujar Sekretaris Jenderal PBB António Guterres. idnpoker

Peringatan Hari Disabilitas Internasional Di Jakarta

Hari Disabilitas yang dirayakan pada 02 November 2019 kemarin ini, para penyandang disabilitas diajak berkeliling kota Jakarta. Wisata ini digagas oleh komunitas Wisata Kreatif Jakarta. Para penyandang disabilitas diajak mengelilingi kota Jakarta dengan menggunakan transportasi umum milik pemerintahan seperti MRT, Transjakarta, KRL, dan tent saja hari itu di transportasi umum dibedakan waktunya dengan para penumpang umum. Ketua komunitas Wisata Kreatif Jakarta, Ira Latief mengatakan dengan adanya keliling kota Jakarta dengan transportasi umum akan membuat para penyandang disabilitas tidak ketinggalan zaman.

Namun pada saat menikmati transportasi umum masih sering didapatkan fasilitas yang kurang baik dan perlu adanya perbaikan agar tercapainya kenyamanan contohnya adalah pada Transjakarta Kota Tua. “Semakin membaik, tapi itu di Halte Kota Tua kita temukan liftnya gak ada, terus gak ada landasan atau turunan untuk pengguna kursi roda, jadi mereka sangat kesulitan, harus digotong,” tambah Ira.

Sementara itu salah seorang penyandang disabilitas, Yohanes Suwarno Aris (62) mengaku senang dengan diadakan acara wisata ini. Menurutnya, wisata-wisata seperti ini harus sering diadakan terutama untuk teman-teman penyandang disabilitas.

Namun diakuinya, ketika ditanya soal transportasi umum di Jakarta, ia berpendapat dan mengusulkan agar penggunaan satu kartu untuk semua transportasi. “Saya usul, untuk kami terutama yang penyandang tuna netra, lebih baik satu kartu saja apa itu namanya multiple trip. Jadi satu kartu aja untuk banyak transportasi, sekarang kan kita harus punya banyak kartu, itu kami merasa kesulitan,” ujarnya Pria yang berprofesi sehari-hari sebagai tukang pijat ini memang sudah terbiasa menggunakan transportasi umum ke mana-mana. Namun diakuinya masih banyak yang harus ditambah dan diperhatikan pemerintah.

Sementara itu, anggota DPRD Komisi B, Eneng Millyanasari, mengatakan akan menampung segala aspirasi dari penyandang disabilitas. “Sebenarnya saat ini sudah semakin berkembang, tapi tadi kami dapat banyak masukan yang bagus, seperti penambahan seatbelt untuk penyandang kursi roda di moda MRT,” kata dia. Tambah perempuan yang akrab disapa Neng Mili ini, pemerintah harus lebih mengawasi terhadap fasilitas dan prasarana bagi disabilitas. “Jangan cuman ada, kita harus mengawasi,” tegasnya. Setelah berkeliling Jakarta menggunakan transportasi umum, para penyandang disabilitas diajak serta untuk berwisata hiburan di Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta Utara. Para penyandang disabilitas menikmati berbagai mainan dan hiburan di taman pertama terbesar di Asia Tenggara ini.  Mereka diajak untuk melihat sejauh mana taman bermain yang ramah untuk penyandang disabilitas.

Peringatan Hari Disabilitas Internasional Di Jakarta

Kepala Bagian Operasional Dunia Fantasi ( Dufan) Ancol, Dani Hendarman mengakui ada beberapa hal dalam hal fasilitas yang belum sepenuhnya ramah penyandang disabilitas. Ia mengatakan ada beberapa karakteristik dari penyandang disabilitas yang menjadi perhatian sehingga beberapa wahana tak bisa dinikmati oleh mereka. Terkait beberapa wahana memang ada regulasi yang harus diperhatikan apalagi wahana ekstrem. Jadi yang tergolong ekstrim memang belum diperbolehkan karena mencegah sesuatu hal buruk terjadi yang  mengancam disabilitas.

Oleh karena itu, Dani mengharapkan kesadaran keluarga untuk menginformasikan kepada customer service atau petugas yang berjaga di pintu masuk terlebih dulu. Lanjutnya, lebih baik memberitahukan bahwa sedang mengajak serta keluarganya yang penyandang disabilitas. Hal ini untuk memudahkan petugas dalam membantu dan memberitahukan wahana apa saja yang boleh dinaiki oleh disabilitas.

Author Image
Amelia Hunter